Sebelum berinvestasi, kami sarankan Anda untuk mempelajari dan membaca syarat dan ketentuan berinvestasi dengan cermat
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 kembali mencetak surplus US$ 4.47 miliar. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 47 bulan berturut, serta meningkat lima kali lipat di bulan Maret karena kontraksi ekspor yang lebih rendah dari perkiraan dan perlambatan impor yang lebih buruk dari perkiraan. Peningkatan surplus perdagangan di bulan Maret terjadi berkat kenaikan harga komoditas, yang meningkat sebesar 7.85% MoM secara rata-rata. Batubara membukukan kenaikan tertinggi (8.76% MoM menjadi USD 131.2 per metrik ton), diikuti oleh CPO (7.96% MoM menjadi MYR 4,238 per MT) dan nikel (6.48% MoM menjadi USD 17,415.2 per MT). Kami memperkirakan hasil ini akan mengurangi tekanan depresiasi terhadap Rupiah.
Penguatan ini berpotensi berlanjut mengingat IHSG telah breakout resisten pola triangle serta didukung oleh indikator MACD membentuk bullish convergent. Namun sentimen global dari komentar anggota The Fed dan rilis data tenaga kerja AS bisa menahan penguatan IHSG (6680-6750).
Pada bulan ini, isu utama global adalah bagaimana keberlanjutan dari proses Brexit. Apabila ‘no-deal Brexit’ secara resmi terimplementasi, maka tidak menutup kemungkinan outlook perekonomian global semakin negatif. Isu lainnya yang menjadi perhatian pada bulan April ini ialah progres dari negosiasi dagang antara AS-Tiongkok, yang mana pada bulan Maret sudah mulai menunjukan progres, ditandai oleh adanya intensi dari pemerintah Tiongkok untuk membuka pasar keuangannya.
Bulan April ini merupakan salah satu bulan yang cukup krusial, yaitu bulan di mana Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 terselenggara. Meskipun demikian, dampak pemilu terhadap perekonomian tidak akan langsung terjadi di bulan April ini, mengacu pada dampak pemilu di gelaran 3 pemilu sebelumnya. Nilai tukar Rupiah pada bulan ini akan bergerak stabil pada kisaran Rp 14.169 - Rp 14.229
Pendapatan MEDC tumbuh 89% secara YoY pada 9M22 menjadi USD 1.8 Milliar, Kinerja Upper line 9M22 berada dibawah proyeksi 2022 MCS Research dengan pendapatan terbesar serta pertumbuhan tertinggi dari segmen Migas sebesar 95% dan tumbuh 123% YoY. Adapun kinerja Bottom line diatas ekspektasi MCS Research dan tumbuh 614%. Kami menaikkan target price MEDC menjadi IDR1,300
Maret 2017 terjadi deflasi sebesar 0,02% (MoM) atau berbanding terbalik dengan Februari 2017 yang mengalami inflasi 0,23% (MoM) serta prediksi beberapa ekonom dengan kisaran inflasi sebesar 0,08% (MoM) - 0,37% (MoM). Kelompok bahan makanan memberikan kontribusi deflasi pasca panen raya sekaligus mengurangi tekanan inflasi Januari dan Februari 2017 akibat kenaikan tarif dasar listrik dan STNK. Meskipun demikian, kami menganggap deflasi Maret 2017 bersifat temporer dan memperkirakan April 2017 akan terjadi inflasi dengan level yang rendah secara bulanan yaitu 0,08% (MoM) namun lebih tinggi secara tahunan sebesar 4,42% (YoY). Di tahun 2017, kami memperkirakan inflasi akan sebesar 4,41% atau masih dalam target Bank Indonesia (4±1%). BI 7-Day RRR juga diperkirakan akan dipertahankan pada level 4,75% pada April 2017.
Jadwal Penawaran Umum (Rencana)
Masa Penawaran Umum : 5 Januari - 18 Januari 2023
Tanggal Penjatahan : 3 Februari 2023
Tanggal Distribusi Saham : 6 Februari 2023
Tanggal Pencatatan Saham : 7 Februari 2023
Penawaran Umum Perdana Saham
• Jumlah : 2,934,798,300 Lembar
(23% Modal ditempatkan & disetor)
• Harga Penawaran : Rp. 350 - Rp. 510
• Target dana : Rp. 1.02 Triliun - 1.4 Triliun
• Sektor : IDXFINANC
• Sub-sector : Banks