Sebelum berinvestasi, kami sarankan Anda untuk mempelajari dan membaca syarat dan ketentuan berinvestasi dengan cermat
Pada perdagangan Senin, 21 Juni IHSG ditutup melemah tipis –0.18% ke level 5,996. Asing melakukan aksi beli bersih dengan saam BBRI, BBNI, serta BMRI menjadi saham yang paling banyak dibeli sedangkan BBCA, BFIN, dan ASII sebaliknya.
Sebanyak 8 dari 11 sektor ditutup melemah dengan IDXIndustry menjadi sektor yang paling melemah sedangkan IDXHealth memimpin penguatan +8.90%. Pada hari Senin kemarin pemerintah mengumumkan perpanjangan PPKM hingga 5 Juli 2021 dikarenakan angka covid yang terus melonjak naik. Beberapa hari belakangan penambahan kasus harian Covid-19 meningkat drastis melewati angka 10.000. Bahkan, pada Minggu (20/6/2021) hingga Senin (21/6/2021), bertambah 14.536 kasus baru Covid-19.
Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 kini melewati angka 2 juta, tepatnya 2.004.445 kasus, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2021. Berita ini menjadi sentimen positif bagi saham di sektor IDXHealth dengan saham-saham yang tergabung didalamnya kebanyakan ditutup auto reject atas seperti KAEF, INAF, IRRA.
Sementara rupiah ditutup melemah 0.37% ke level Rp14,427/US$
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah tipis berada di level 5,996. Indeks juga sempat mencoba bergerak melewati support level 5,970, namun belum mampu. Hal tersebut memberikan peluang untuk menguat menuju resistance level 6,065. Namun stochastic yang cenderung melemah berpotensi menghambat laju penguatan indeks. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 6,225. Indeks berpotensi melanjutkan pelemahannya setelah belum mampu bertahan di atas 6,250, di mana berpotensi menuju support level IDR 6,200. MACD yang mengalami death cross berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 6,250. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, cenderung melemah terbatas.
Pada bulan ini, isu utama global adalah bagaimana keberlanjutan dari proses Brexit. Apabila ‘no-deal Brexit’ secara resmi terimplementasi, maka tidak menutup kemungkinan outlook perekonomian global semakin negatif. Isu lainnya yang menjadi perhatian pada bulan April ini ialah progres dari negosiasi dagang antara AS-Tiongkok, yang mana pada bulan Maret sudah mulai menunjukan progres, ditandai oleh adanya intensi dari pemerintah Tiongkok untuk membuka pasar keuangannya.
Bulan April ini merupakan salah satu bulan yang cukup krusial, yaitu bulan di mana Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 terselenggara. Meskipun demikian, dampak pemilu terhadap perekonomian tidak akan langsung terjadi di bulan April ini, mengacu pada dampak pemilu di gelaran 3 pemilu sebelumnya. Nilai tukar Rupiah pada bulan ini akan bergerak stabil pada kisaran Rp 14.169 - Rp 14.229
Maret 2017 terjadi deflasi sebesar 0,02% (MoM) atau berbanding terbalik dengan Februari 2017 yang mengalami inflasi 0,23% (MoM) serta prediksi beberapa ekonom dengan kisaran inflasi sebesar 0,08% (MoM) - 0,37% (MoM). Kelompok bahan makanan memberikan kontribusi deflasi pasca panen raya sekaligus mengurangi tekanan inflasi Januari dan Februari 2017 akibat kenaikan tarif dasar listrik dan STNK. Meskipun demikian, kami menganggap deflasi Maret 2017 bersifat temporer dan memperkirakan April 2017 akan terjadi inflasi dengan level yang rendah secara bulanan yaitu 0,08% (MoM) namun lebih tinggi secara tahunan sebesar 4,42% (YoY). Di tahun 2017, kami memperkirakan inflasi akan sebesar 4,41% atau masih dalam target Bank Indonesia (4±1%). BI 7-Day RRR juga diperkirakan akan dipertahankan pada level 4,75% pada April 2017.
Indeks juga sempat menguji EMA 50, namun belum mampu melewatinya. Hal tersebut memberikan peluang untuk menguat dan bergerak menuju resistance level IDR 6,190.
Stochastic yang mengindikasikan terjadinya bullish crossover memberikan peluang penguatan.
Hari ini diperkirakan indeks kembali bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
IDR 178- IDR 198
Sebanyak-banyaknya 168.000.000 lembar saham (33,07%) dan sebanyak-banyaknya 56.000.000 Waran Seri I (16,47%) dengan rasio 3:1
Perkiraan Masa
Penawaran Awal
: 20 – 26 Februari 2019
Perkiraan Tanggal
Efektif
: 8 Maret 2019
Perkiraan Masa
Penawaran Umum : 11-13 Maret 2019
Perkiraan Tanggal
Distribusi Saham Secara Elektronik :
19 Maret 2019
Perkiraan Tanggal
Pencatatan
: 20 Maret 2019
PT
UOB Kay Hian Sekuritas
PT
Arkha Jayanti Persada Tbk. (“Perseroan”) berusaha dalam bidang real estate,
perdagangan, jasa, dan pariwisata. Perseroan melakukan kegiatan perdagangan
local, konstruksi bangunan, industri perangkat keras, transportasi darat, dan
beberapa kegiatan pelayanan lainnya.
IDR 190- IDR 300
Sebanyak-banyaknya
500,000,000 lembar saham (25%)
IDR 95 Miliar hingga IDR 150 Miliar
Perkiraan Masa
Penawaran
Awal : 18-22 Februari 2019
Perkiraan Tanggal
Efektif : 28 Februari 2019
Perkiraan Masa
Penawaran
Umum
: 4-6 Maret 2019
Perkiraan Tanggal
Distribusi Saham Secara Elektronik : 11 Maret 2019
Perkiraan Tanggal
Pencatatan : 12 Maret 2019
PT
UOB Kay Hian Sekuritas