Pada perdagangan Jumat, 30 April 2021, IHSG kembali ditutup di zona merah meninggalkan level psikologisnya di 6,000 tepatnya ditutup di 5,995 atau melemah –0.29%. Dari 11 sektor, 6 sektor ditutup melemah dengan penutupan terdalam dari sektor IDX Techno sementara 5 sektor ditutup menguat dengan sektor IDX Energy memimpin penguatan +0.66%. Penguatan sektor energi salah satunya dipengaruhi oleh penguatan harga batu bara karena pasokan China yang mulai menipis.
Selain itu, ada sentimen positif yaitu Asian Development Bank (ADB) dalam laporan terbarunya, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Asia akan mencapai 7.3% atau lebih tinggi dari estimasi awal di 6.8%, karena masifnya program vaksin serta momentum pemulihan ekonomi global. Berita ini jelas memberikan sentimen positif bagi sektor batu-bara karena ASIA merupakan pasar batu bara terbesar di dunia.
Sementara dari transaksi bersih asing, hari ini asing mencatatkan beli bersih Rp183 Miliar, namun jika ditarik data periode mingguan, asing mencatatkan jual bersih sebanyak Rp363 Miliar dengan saham BBRI, TLKM, BBTN, ASII, dan TINS menjadi saham dengan penjualan terbanyak. Sedangkan BBCA, TBIG, BBNI, UNVR, dan ZINC menjadi saham dengan pembelian bersih terbanyak oleh asing.
Karena hasil rapat bulanan The FED pun, dollar AS menjadi melemah dan buat rupiah menguat pada perdagangan Kamis, 29 April ini. Rupiah ditutup menguat 0,34% ke level Rp14.445/US$
Indeks tampak sedang melanjutkan konsoldiasi dan berpeluang berlanjut dengan bergerak menuju resistance level 6,080. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat. Namun jika indeks berbalik melemah berpotensi menuju 5,955. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif, cenderung menguat terbatas.
Pada Senin, 3 Mei 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi, dimana secara month on month inflasi April 2021 naik menjadi 0.13% dibanding Maret 2021 di 0.08% sementara secara year on year naik menjadi 1.42% dibanding April 2020 sebesar 1.37% . Meski angkanya membaik, namun inflasi ini masih belum kembali normal seperti sebelum pandemi yang mengartikan bahwa ekonomi Indonesia belum benar-benar pulih. Kenaikan inflasi ini dipengaruhi oleh naiknya kebutuhan pokok yang salahnya karena menyambut momen lebaran.
Sementara dari Purchasing Maneger’s Index (PMI), tercatat naik dan menjadi level tertinggi yaitu 54.6 pada April 2021. PMI di atas 50 mengindikasikan bahwa para pelaku sektor manufaktur sudah cukup yakin bahwa kondisi perekonomian kedepannya akan membaik dan para pelaku bisnis sudah mulai ekspansi atau bertumbuh, sebaliknya jika angka PMI di bawah 50 maka mengindikasikan bahwa sektor manufaktur mengalami perlambatan yang artinya ekonomi juga melambat.
Meski data yang dipublikasikan hari ini menunjukkan adanya perbaikan ekonomi di Indonesia, namun respon IHSG malah sebaliknya. IHSG ditutup melemah –0.72% ke level 5.952 dengan sektor Infrastruktur menjadi sektor terlemah, ditutup –1.48% dan sektor teknologi (IDX Techno) menjadi satu-satunya sektor yang ditutup di zona hijau, menguat 1.06%.
Sementara asing mencatatkan beli bersih Rp94Miliar pada perdagangan Senin, 3 Mei dengan BMRI, TLKM, dan TBIG menjadi saham dengan transaksi beli bersih terbanyak, sebaliknya ADRO, BBNI, dan TOWR menjadi saham dengan transaksi jual terbanyak oleh asing.
Dari mata uang, rupiah ditutup melemah tipis –0.03% ke level Rp14/44/US$.
Indeks tampak sedang mencoba bertahan di atas 5,950, di mana berpeluang melanjutkan konsolidasi dengan bergerak menuju resistance level 6,020 hingga 6,080. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat. Namun jika indeks berbalik melemah berpotensi menuju 5,900. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, cenderung menguat terbatas.
Pada hari Selasa, 25 Mei 2021, Bank Indonesia mengumumkan suku bunga acuan dimana nilainya dipertahankan di 3.50% Sebagai stimulus untuk menopang pertumbuhan ekonomi dari dampak pandemi virus corona (CoronavirusDisease-2019/Covid-19), Gubernur Perry dan kolega tidak hanya menurunkan suku bunga acuan. Giro Wajib Minimum (GWM) juga dipangkas agar perbankan memiliki likuiditas yang lebih untuk menyalurkan kredit.
Sementara bursa domestik ditutup menguat 0.91% ke level 5,816. Asing kembali mencatatkan aksi beli bersih Rp408 Miliar dengan saham ARTO, TLKM, dan MDKA menjadi top nett buy oleh asing dan PGAS, BFIN, serta ASII menjadi saham top nett sell. Pada Selasa ini, pemerintah mengumumkan bahwa TLKM sah menjadi operator 5G pertama di Indonesia.
Sementara, rupiah menguat 0,17% ke level Rp14.325/US$.
IHSG pada perdagangan sebelumnya ditutup menguat berada di level 5,815. Indeks berpeluang mengakhiri konsolidasi yang terjadi selama sepekan terakhir dan bergerak menuju resistance level 5,885. Stochastic yang mengalami bullish crossover memberikan peluang terjadinya penguatan. Namun jika indeks berbalik melemah berpotensi menuju support level 5,770. Hari ini diperkirakan indeks bergerak flutktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
Mega Update 31 Mei 2021
IHSG +0.12%, Asing Nett Buy Rp343Miliar. Pada perdagangan Jumat, 28 Mei 2021, IHSG ditutup menguat 0.12% ke level 5,849, dengan 3 sektor ditutup menguat yang dipimpin oleh IDX Finance menguat 0.90% sementara 8 sektor lainnya ditutup melemah dimana sektor IDXInfra menjadi sektor paling melemah, -2.36%.
Sementara asing pada perdagangan ini mencatatkan aksi beli bersih Rp343 Miliar dengan saham BBRI, BMRI, dan ANTM menjadi saham top nett buy oleh asing, sementara BBCA, TLKM, dan INCO sebaliknya, menjadi saham paling banyak di jual oleh asing. Sementara jika dilihat dari data mingguan, maka asing mencatatkan aksi bersih Rp731Miliar dengan saham ARTO, BBRI, dan TLKM menjadi saham paling banyak dibeli oleh asing, sementara PGAS, BBNI, dan BMRI menjadi saham paling banyak dijual oleh asing selama 1 minggu belakangan.
Sementara dari mata uang, rupiah ditutup menguat tipis 0.04% di level Rp 14.280/US$
Dolar AS sedang tertekan belakangan ini setelah pejabat-pejabat bank sentral AS (The Fed) memproyeksikan inflasi masih akan rendah dalam beberapa waktu ke depan, meski ada lonjakan tetapi hanya bersifat sementara. Jika inflasi masih rendah, artinya kebijakan moneter ultra-longgar masih akan dipertahankan, dan dolar AS masih akan tertekan.
IHSG ditutup menguat tipis pada perdagangan sebelumnya berada di level 5,848. Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpeluang berlanjut menuju resistance level 5,885. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat. Namun jika indeks berbalik melemah berpotensi menuju support level 5,780. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.