For 2019, BSDE have announced their pre-sales target at IDR 6.2 trillion contractual sales or identical from their 2018 actual sales. By the end of 2018, BSDE booked IDR 6.2 Trilion of marketing sales or 86% from their 2018 target of IDR 7.2 Trilion. With the flattish outlook of the company marketing sales target, unsatisfactory 9M2018 financial performance, and political year sentiment ahead on the first half, we reduce our BSDE target price for 2019 into IDR 1,530 per share, reflecting 70% discount to RNAV, P/E 2019F 9.71x, and P/BV 2019F 0.87x. Despite of the reduced target price, we maintain Buy recommendation for BSDE. We believe the 2nd half of 2019 will be better time for the property sector after election results and the dovish interest rate outlook ahead.
IHSG Menguat 1.06%. IHSG ditutup menguat 1.06% dari level penutupan sebelumnya ke level 6,532. Sektor finansial (+1.73%) dan infrastruktur (+1.68%) menjadi pendorong utama kenaikan IHSG seiring dengan penguatan rupiah terhadap dolar AS hingga menembus di bawah Rp 14,000. IHSG menguat seiring dengan penguatan indeks bursa utama Asia lainnya seperti Indeks Nikkei 225 Jepang (+1.06%), Indeks Shanghai Composite (+0.35%), dan Indeks Hang Seng Hong Kong (+1.08%) setelah hasil rapat The Fed pada hari Rabu lalu yang mengindikasikan sikap lebih dovish sehingga mengurangi ekspektasi investor atas kenaikan suku bunga tambahan.
IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 6,532. Indeks berpeluang untuk kembali bergerak menguat menuju resistance level 6,560 hingga 6,590. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat. Namun jika harga berbalik melemah dapat menguji support level 6,500. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas
IHSG Sepekan Turun -0.26%. IHSG melemah -0.26% ke 6,521 selama perdagangan pekan lalu. Sektor aneka industri (-2.32%) turun paling dalam sedangkan sektor infrastruktur (+2.35%) mengalami kenaikan terbesar. Pergerakan IHSG dipengaruhi faktor penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, rilis kinerja emiten dan rilis data ekonomi yaitu data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh 5.17% tahun 2018, cadangan devisa dan transaksi berjalan yang mengalami defisit.
IHSG Menguat 0.86% Selama Sepekan. IHSG ditutup naik 0,09% di level 6.538,64 pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan lalu setelah sempat bergerak melemah di tengah sesi perdagangan. Sektor perdagangan dan jasa (+0.94%) dan keuangan (+0.72%) turut menjadi pendorong penguatan IHSG yang melanjutkan reli selama tiga hari berturut-turut menyusul rilis data inflasi oleh BPS. Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat 0.86% dan asing mencatatkan net buy sebesar Rp 3.729 Triliun.
IHSG Melemah -0.88%. IHSG ditutup turun -0.88% di 6,481 dengan sektor aneka industri (-2.09%) mengalami koreksi terbesar terbesar sedangkan sektor pertambangan (+0.80%) mengalami kenaikan tertinggi. Saham CPIN, MAYA dan BYAN menjadi market leader sedangkan saham BBCA, BMRI dan ASII menjadi market laggard. Pelemahan IHSG dipengaruhi oleh aksi profit taking dan juga antisipasi pasar terhadap rilis kinerja keuangan emiten untuk tahun 2018.
IHSG ditutup naik +1.02% di 6,547 dengan seluruh sektor mengalami kenaikan, dipimpin oleh infrastruktur (+2.89%) dan properti (+1.84%). Penguatan IHSG didorong oleh sentimen positif membaiknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan juga rilis data ekonomi Indonesia yang mengalami pertumbuhan sebesar 5.17% di tahun 2018, lebih tinggi dibandingkan pencapaian 2017 sebesar 5.07%.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup melemah berada di level 6,521. Indek berpeluang untuk melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama lebih dari sepekan terakhir, di mana berpeluang menuju resistance level 6,555 hingga 6,590. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat. Namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 6,490. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, cenderung menguat terbatas.
IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup menguat tipis berada di level 6,538. Indeks juga sempat mencoba untuk bergerak melewati resistance level 6,560, namun belum mampu. Hal tersebut berpotensi membawa indeks mengalami koreksi menuju support level 6,500 hingga 6,470. Namun stochastic yang bergerak cenderung menguat berpeluang menghambat laju pelemahan indeks. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung melemah terbatas.
IHSG ditutup melemah 0.17% di 6,536 setelah sempat dibuka menguat. Sektor pertanian (-0.93%) dan industri dasar dan kimia (-0.84%) mendorong pelemahan IHSG. IHSG melemah menyusul rilis data cadangan devisa Indonesia yang turun US$600 juta menjadi US$120,1 miliar pada Januari 2019, dari US$120,7 miliar pada akhir Desember 2018. IHSG melemah di tengah fluktuasi bursa Asia seiring investor menantikan pertemuan pembicaraan tarif AS-China pada pekan depan. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 327.83 Miliar.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 6,536. Indeks tampak kembali melanjutkan konsolidasi dan berpotensi menguji support level 6,500 hingga 6,470. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan melemah. Sementara MACD juga berada pada kencenderungan melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji 6,590.
IHSG Melemah 0.41% di Awal Pekan. IHSG ditutup melemah 0.41% di level 6.495 pada perdagangan kemarin, melanjutkan reli selama tiga hari berturut-turut. Sektor aneka industri (- 1.65%) dan sektor pertambangan (-1.53%) menjadi pendorong utama pelemahan IHSG. IHSG melemah seiring dengan pelemahan Rupiah yang kembali menembus level di atas Rp 14,000 seiring dengan laporan defisit transaksi berjalan Indonesia serta aksi jual saham investor asing.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,495. Indeks berpotensi untuk kembali melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama lebih dari sepekan terakhir, di mana berpotensi menguji support level 6,465. RSI yang bergerak meninggalkan wilayah overbought berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 6,545. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif cenderung melemah terbatas.
IHSG Melemah 1.06%. IHSG ditutup melemah 1.06% di level 6.426, melanjutkan pelemahan selama empat hari berturut-turut setelah sempat dibuka menguat. Sektor aneka industri (-3.41%) dan infrastruktur (-2.31%) menjadi pendorong utama pelemahan. IHSG melemah di tengah penguatan indeks bursa utama Asia seperti Indeks Nikkei 225 Jepang (+2.61%), Kospi Korea Selatan (+0.45%), Shanghai Composite (+0.68%), dan Hang Seng Hong Kong (+0.10%) menyusul optimisme terkait perundingan perdagan AS-China. Asing mencatatkan net sell selama Rp 566.21 Miliar, melanjutkan reli selama tiga hari berturut-turut.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,426. Indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya menuju support level 6,385 hingga 6,355. MACD dan stochas)c berada pada kecenderungan melemah yang mendukung adanya potensi pelemahan. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level di 6,470. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktua)f dengan kecenderungan melemah.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat Apis berada di level 6,420. Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpotensi berlanjut dengan bergerak menguji support level 6,385 hingga 6,355. MACD berada pada kecenderungan melemah, namun stochastic yang memasuki wilayah oversold berpeluang untuk menghambat laju pelemahan indeks yang jika berbalik menguat dapat menguji 6,470. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif, cenderung melemah terbatas.
IHSG pada perdagangan kemarin sempat dibuka melemah, namun akhirnya mampu ditutup menguat di 6,537. Indeks berpeluang untuk melanjutkan penguatannya menuju resistance level 6,580. Stochastic berada pada kecenderungan menguat. Namun jika indek berbalik melemah dapat menguji support level 6,500. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
IHSG Melanjutkan Reli Pelemahan. IHSG ditutup turun 0,11% di level 6.419, melanjutkan reli pelemahan selama lima hari berturut-turut setelah gagal melanjutkan rebound pasca dibuka menguat pada awal sesi perdagangan. Asing melanjutkan net sell Rp 1.38 Triliun, melanjutkan reli aksi jual selama empat hari berturut-turut menyusul penurunan rekomendasi pasar saham ekuitas Indonesia oleh Credit Suisse.
Sempat dibuka menguat di awal perdagangan kemarin, IHSG akhirnya ditutup melemah di level 6,419. Indeks berpotensi kembali melanjutkan pelemahannya dan menguji support level 6,385 hingga 6,355. MACD dan stochastic berada pada kecenderungan melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 6,470. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif, cenderung melemah terbatas.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 6,389. Indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya menguji support level 6,355 hingga EMA 50 di 6,320. Namun stochas&c yang menunjukkan kejenuhan indeks terhadap aksi jual berpeluang menghambat laju pelemahan indeks yang jika berbalik menguat dapat melanjutkan konsolidasi menguji resistance level 6,425. Hari ini diperkirakan indeks kembali flukatuatif, cenderung melemah terbatas.
IHSG Naik +0.37%. IHSG ditutup naik +0.37% di 6,525 dengan sektor infrastruktur (+1.30%) membukukan kenaikan terbesar sedangkan sektor pertanian (-1.05%) mengalami penurunan terbesar. Saham BBRI, TLKM dan BMRI menjadi market leader sedangkan saham UNVR, UNTR dan BNLI menjadi market laggard. Kenaikan IHSG dan juga bursa regional didorong pernyataan presiden AS Donald Trump bahwa ia akan menunda kenaikan tarif pada impor produk asal Tiongkok.
IHSG pada perdagangan kemarin mampu ditutup menguat berada di level 6,525. Indeks tampak sedang melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama sepekan terakhir dan berpeluang untuk kembali bergerak menguat menguji resistance level 6,555. Akan tetapi stochastic yang memasuki wilayah overbought berpotensi menghambat laju penguatan indeks yang jika berbalik melemah dapat menguji support level. Hari ini diperkirakan indeks kembalik fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG ditutup naik +0.24% di 6,540 dengan sektor barang konsumsi (+1.39%) membukukan kenaikan terbesar sedangkan sektor pertanian (-1.43%) mengalami penurunan terbesar. Saham UNVR, BBCA dan HMSP menjadi market leader sedangkan saham MKPI, BBRI dan ASII menjadi market laggard. Adapun Asing mencatatkan Net Buy sebesar 352,6 miliar rupiah.
IHSG Melemah -0.23%. IHSG melemah -0.23% di 6,525 dengan sektor pertanian (-1.34%) membukukan koreksi terbesar sedangkan sektor properti (+0.89%) mengalami kenaikan tertinggi. Saham CPIN, GGRM dan HMSP menjadi market leader sedangkan saham BBRI, UNVR dan BMRI menjadi market laggard. Pelemahan indeks dipengaruhi oleh respon pasar terhadap rilis kinerja emiten untuk tahun 2018 serta bursa regional yang ditutup bervariasi akibat kecemasan konflik geopolitik.
IHSG Terkoreksi -2.03% Pekan Lalu. IHSG ditutup turun -2.03% di 6,389 pekan lalu dengan hanya sektor infrastruktur (+0.02%) dan perdagangan (+0.01%) yang naik tipis sedangkan sektor lainnya terkoreksi terutama aneka industri (-5.90%) dan properti (-4.64%). Koreksi IHSG dipicu oleh pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan data ekonomi yang negatif dimana neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1.16 miliar pada Januari 2018, lebih besar dari proyeksi USD 0.97 miliar.
IHSG Naik +0.38%. IHSG ditutup naik +0.38% di 6,537 dengan sektor pertambangan (+1.50%) membukukan kenaikan terbesar sedangkan sektor aneka industri (-0.94%) mengalami penurunan terbesar. Saham BMRI, TPIA dan PGAS menjadi market leader sedangkan saham UNVR, ASII dan BNLI menjadi market laggard. Pasar merespon keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan 7-Days Repo Rate pada level 6%. Selain itu, pasar juga menantikan rilis kinerja keuangan untuk tahun 2018.
IHSG Menguat 1.76% Selama Sepekan. IHSG ditutup melemah 0.56% di level 6,501 pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan lalu. Tujuh dari sembilan indeks sektoral mengalami pelemahan, dipimpin oleh sektor industri dasar dan kimia (-1.66%) dan sektor properti (-0.86%) di tengah ekspektasi kenaikan harga batu bara sebagai imbas dari laporan tentang larangan China terhadap impor batu bara Australia dapat memengaruhi produsen semen Indonesia. Selama sepekan, IHSG menguat 1.76% dan asing mencatatkan net buy sebesar Rp 79.22 Miliar
IHSG ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 6,501. Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpotensi berlanjut dengan menguji support level 6,470. Stochastic yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli berpotensi membawa indeks melemah. Akan tetapi jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 6,540. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung melemah terbatas.
IDR 178- IDR 198
Sebanyak-banyaknya 168.000.000 lembar saham (33,07%) dan sebanyak-banyaknya 56.000.000 Waran Seri I (16,47%) dengan rasio 3:1
Perkiraan Masa
Penawaran Awal
: 20 – 26 Februari 2019
Perkiraan Tanggal
Efektif
: 8 Maret 2019
Perkiraan Masa
Penawaran Umum : 11-13 Maret 2019
Perkiraan Tanggal
Distribusi Saham Secara Elektronik :
19 Maret 2019
Perkiraan Tanggal
Pencatatan
: 20 Maret 2019
PT
UOB Kay Hian Sekuritas
PT
Arkha Jayanti Persada Tbk. (“Perseroan”) berusaha dalam bidang real estate,
perdagangan, jasa, dan pariwisata. Perseroan melakukan kegiatan perdagangan
local, konstruksi bangunan, industri perangkat keras, transportasi darat, dan
beberapa kegiatan pelayanan lainnya.
IDR 190- IDR 300
Sebanyak-banyaknya
500,000,000 lembar saham (25%)
IDR 95 Miliar hingga IDR 150 Miliar
Perkiraan Masa
Penawaran
Awal : 18-22 Februari 2019
Perkiraan Tanggal
Efektif : 28 Februari 2019
Perkiraan Masa
Penawaran
Umum
: 4-6 Maret 2019
Perkiraan Tanggal
Distribusi Saham Secara Elektronik : 11 Maret 2019
Perkiraan Tanggal
Pencatatan : 12 Maret 2019
PT
UOB Kay Hian Sekuritas
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,525. Indeks kembali melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama lebih dari sepekan terakhir, dan berpeluang untuk berlanjut dengan menguji resistance level 6,555. RSI berada pada kecenderungan menguat, akan tetapi jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 6,495. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.