IHSG Terkoreksi -0.32%. IHSG ditutup melemah -0.32% di 6,133 dengan sektor aneka industri (- 1.71%) mengalami penurunan terbesar. Sedangkan sektor industri dasar (+1.70%) mengalami kenaikan terbesar. Saham CPIN, JPFA dan GGRM menjadi market leader sedangkan saham ASII, BBRI dan BMRI menjadi market laggard. Pelemahan IHSG dan juga bursa Asia didorong oleh kecemasan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan konflik dagang.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,133. Kemampuan indeks bertahan di atas support level 6,105 memberikan peluang melanjutkan konsolidasi dengan bergerak menuju resistance level 6,160 hingga 6,175. dapat menguji kembali support level 6,105. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG berakhir turun 0.29% di level 6,115 pada perdagangan kemarin. Enam dari sembilan sektor berakhir melemah, dipimpin sektor aneka industri (-2.39%) dan pertanian (- 1.33%). IHSG tetap bertahan di atas 6,100 di tengah pelemahan yang cukup dalam di bursa Asia lainnya dengan Indeks Nikkei 225 Jepang (-1.91%), indeks Kospi Korea Selatan (-1.55%), indeks Shanghai Composite (-1.68%) indeks Hang Seng Hong Kong (-2.47%) yang membukukan pelemahan yang cukup dalam. Bursa Asia melemah menyusul berita penangkapan CFO Huawei Meng Huangzhou di Kanada yang menyulut protes otoritas China dan mendorong kembali munculnya kekhawatiran terkait perang dagang.
IHSG kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 6,115. Indeks juga sempat menguji support level 6,090, namun belum mampu melewatinya. Hal tersebut memberikan peluang untuk mengalami konsolidasi dan bergerak menuju resistance level 6,150. Akan tetapi kejenuhan terhadap aksi beli berpotensi menghambat laju penguatan indeks.
IHSG Menguat +1.02%. IHSG ditutup naik +1.0% di level 6,177 dengan sektor infrastruktur (+2.02%) mengalami kenaikan tertinggi. Adapun sektor perdagangan (-0.11%) menjadi satusatunya sektor yeng mengalami koreksi. Saham BMRI, TLKM dan ASII menjadi market leader sedangkan saham HMSP, MEGA dan INPP menjadi market laggard. Penguatan IHSG terjadi seiring dengan menguatnya bursa regional didorong oleh optmisme meredanya konflik dagang antara AS dan China.
FINANCIAL PROJECTION
Balanced Sheet. Proceed of IPO funds made Equity jump to IDR 128 billion in 2018 from IDR 17 billion previously. For 2019 we project Equity to reach IDR 150 billion. Total Assets grew to IDR 448 billion in 2019.
Profit & Loss. We project Total Revenue to grow 93% YoY to IDR 367 billion while Net Income grew 562% YoY to IDR 18 billion in 2019.
IHSG ditutup melemah 0.84% ke level 6,056, setelah sempat dibuka melemah tipis. Enam dari sembilan sektor menetap di zona merah, dengan tekanan utama dari sektor industri dasar dan kimia (-1.89%) dan sektor keuangan (-1.52%). IHSG melemah di tengah fluktuasi bursa Asia menjelang pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dapat menentukan arah perang perdagangan China-AS. Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat 0.83% dan asing mencatatkan net sell sebanyak Rp 731 Miliar.
Hari ini, pergerakan harga SBN secara umum di pasar sekunder diprediksi cenderung menguat akibat menurunnya yield AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak pada kisaran Rp 14.244 – Rp 14.454, sedangkan yield benchmark 10 tahun (FR0064) pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak di rentang 7,73% - 7,80%.
Bursa Global Menguat. IHSG ditutup naik +1.03% di 6,118 dengan seluruh sektor menguat terutama pertambangan (+2.51%) dan properti (+2.19%). Kenaikan IHSG didorong oleh sentimen positif menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan penguatan bursa regional dipicu meredanya ketegangan konflik dagang setelah dalam pertemuan G20, China dan AS sepakat untuk menuda kenaikan tarif. Selain itu, BPS merilis data inflasi November 2018 yang mencapai 0.27% sehingga inflasi tahunan sebesar 3.23%.
IHSG mampu ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 6,118. Penguatan yang terjadi kembali bergerak di atas resistance level 6,090, di mana berpeluang untuk berlanjut menuju level berikutnya di 6,145. Akan tetapi munculnya dojistar pada candle berpotensi membawa indeks terkoreksi dan menguji support level 6.090. Hari ini diperkirakan indeks bergerak
fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG Lanjut Menguat 0.56%. IHSG ditutup menguat 0.56% di level 6,152 yang merupakan level penutupan tertinggi baru sejak 24 April lalu. Enam dari sembilan sektor berakhir menguat, dipimpin sektor industri dasar dan kimia (+1.66%) dan sektor infrastruktur (+1.63%). Asing kembali mencatatkan net buy Rp1,65 triliun, setelah dua hari mencatatkan net sell.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat berada di level 6,152. Indeks berpeluang untuk melanjutkan penguatannya setelah mampu bertahan di atas 6,120, di mana berpeluang menuju resistance level 6,185. Namun stochastic yang mengalami kejenuhan terhadap aksi beli berpotensi menghambat laju penguatan indek. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG Menguat +1.16% Pekan Lalu. IHSG menguat +1.16% selama perdagangan minggu lalu dengan sektor industri dasar (+4.65%) dan properti (+2.10%) mengalami kenaikan tertinggi. Pergerakan indeks pekan lalu dipengaruhi faktor eksternal yaitu kesepakatan antara AS dan China dengan menunda pengenaan tarif baru selama 90 hari serta pernyataan the Fed mengenai kebijakan suku bunga. Adapun dari internal, terdapat rilis cadangan devisa Indonesia yang naik USD 2 miliar menjadi USD 117.2 miliar di November 2018.
IHSG ditutup menguat !pis pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 6,126. Indeks berpeluang untuk kembali melanjutkan konsolidasi dengan bergerak menguji resistance level 6,155. Akan tetapi jika indeks berbalik melemah berpotensi menguji support level 6,090. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktua!f cenderung menguat terbatas.
IHSG Melemah 0.24%. IHSG ditutup melemah 0.24% di level 6,111. Tujuh dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir melemah, dipimpin oleh sektor aneka industri (-0.87%) dan sektor keuangan (-0.43%). IHSG melemah mengikuti bursa Asia di mana indeks Nikkei 225 Jepang (-2.12%), indeks Kospi Korea Selatan (-1.06%), dan Shanghai Composite (-0.82%) ditutup melemah menyusul aksi jual di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan dan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang dapat memupuskan harapan kesepakatan terkait perjanjian perdagangan.
IHSG kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 6,111. Indeks tampak sedang mengalami konsolidasi dan berpotensi untuk berlanjut dengan bergerak menuju support level 6,080. Stochas@c yang bergerak meninggalkan wilayah overbought berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menuju 6,135. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktua@f cenderung melemah terbatas.
IHSG Kembali Melemah. IHSG melanjutkan pelemahan dan ditutup turun -0.57% di level 6,076 dengan sektor industri dasar (-2.76%) mengalami koreksi paling besar. Adapun sektor pertanian (+0.57%) mengalami kenaikan tertinggi. Saham PTBA, BRPT dan BBRI menjadi market leader sedangkan saham CPIN, TLKM dan INTP menjadi market laggard. Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa Asia yang bergerak variatif dimana Nikkei turun -0.34% dan Hang Seng naik +0.07% dengan pasar memperhatikan isu perdagangan antara AS dan China.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin berada di level 6,076. Indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya setelah belum mampu melewa$ resistance level 6,110, di mana berpotensi menuju support level 6,060 hingga 6,035. Stochas$c berada di wilayah netral dengan kecenderungan melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji 6,110. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif cenderung melemah terbatas.
IHSG Menguat 0.64%. IHSG rebound dan ditutup menguat 0.64% di level 6,115, kenaikan pertama dalam tiga hari. Delapan dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir menguat, dipimpin sektor industri dasar dan(+1.68%) dan properti (+1.51%). IHSG menguat di tengah kenaikan bursa Asia dengan Indeks Nikkei 225 Jepang (+2.15%), indeks Kospi Korea Selatan (+1.44%), indeks Shanghai Composite (+0.31%) dan indeks Hang Seng Hong Kong (+1.61%) masing-masing ditutup menguat setelah meredanya kekhawatiran ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, juga pernyataan optimistis oleh Presiden AS Donald Trump mengenai kesepakatan perdagangan dengan China.
IHSG pada perdagangan kemarin mmapu ditutup menguat berada di level 6,115. Indeks tampak sedang mengalami konsolidasi dan berpeluang untuk berlanjut dengan bergerak menuju resistance level 6,140 setelah belum mampu melewati 6,060. Namun indikasi death cross pada MACD berpotensi menghambat laju penguatan indeks. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG Menguat 0.71% Selama Sepekan. IHSG ditutup melemah 0.13% ke level 6,169 pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan lalu, setelah sempat dibuka menguat tipis. Enam dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir melemah, didorong oleh sektor pertambangan (-0.65%) dan sektor industri dasar dan kimia (-0.62%). IHSG melemah seiring pelemahan bursa Asia lainnya seperti Indeks Nikkei 225 Jepang (-2.02%), indeks Kospi Korea Selatan (-1.25%) dan indeks Shanghai Composite (-1.53%) setelah setelah China melaporkan sejumlah data yang di bawah ekspektasi pasar. Pasar kembali dilanda kekhawatiran dari perlambatan ekonomi China yang signifikan. Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat 0.71%.
IHSG ditutup melemah ?pis pada perdagangan kemarin berada di level 6,169. Indeks berpeluang untuk mengalami konsolidasi dan menguji resistance level yang berada di 6,195. Stochastic berada pada kecenderungan menguat. Akna tetapi jika indeks berbalik melemah dapat menguji suppot level di 6,140. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif cenderung menguat terbatas.
IHSG Terkoreksi -1.31%. IHSG ditutup turun -1.31% ke 6,089 dengan sektor industri dasar (-2.2%) mengalami koreksi terbesar. Adapun sektor pertanian (+0.49%) menjadi satu-satunya sektor yang menguat. Saham EMTK, APEX dan LPPF menjadi market leader sedangkan saham HMSP, BBRI dan BMRI menjadi market laggard. Pelemahan indeks dipicu oleh sentimen negatif data defisit perdagangan Indonesia untuk bulan November 2018 yang mencapai USD 2.05 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya USD 1.82 miliar.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,089. Indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya menuju support level yang berada di 6,055 hingga 6,035. MACD yang mengalami death cross berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistance level 6,120. Hari ini diperkirakan indeks bergerak cenderung melemah.
IHSG Melemah 0.12%. IHSG ditutup turun tipis 0.12% di level 6,081 melanjutkan penurunan pada hari sebelumnya. Lima dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori negatif, dipimpin sektor pertambangan (-1.16%) dan properti (-1.13%). IHSG melanjutkan pelemahan setelah Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin kemarin mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit US$2,05 miliar pada November 2018 seiring besarnya defisit di neraca migas. IHSG melemah seiring dengan pelemahan bursa Asia lainnya seperti Indeks Nikkei 225 Jepang (-1.82%), indeks Kospi Korea Selatan (-0.43%), dan indeks Shanghai Composite (-0.82%) menyusul pelemahan Wall Street pada hari sebelumnya.
GGRM is one of the biggest cigarette producers in Indonesia with 21.4% market share at the end of 2017. GGRMs revenue increased by 13.6% yoy to IDR 69.9 trillion in 9M18 (IDR 23.3 trillion 2Q18 vs IDR 24.6 trillion 3Q18). Net profit was IDR 5.76 trillion in 9M18, up +6.3% yoy. We set GGRM price target at IDR 89,000, which the price target reflects PER 19E 18.95x.
IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 6,177. Indeks tampak sedang bergerak melewati resistance level 6,140, di mana berpeluang untuk berlanjut menuju level berikutnya di 6,210. Stochastic berada di wilayah netral dengan kecenderungan menguat, namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 6,140. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah tipis berada di level 6,081. Indeks juga sempat menguji MA 200, namun belum mampu untuk melewatinya. Hal tersebut memberikan peluang bagi indeks untuk melanjutkan konsolidasi dengan bergerak menuju resistance level 6,115. Namun MACD yang mengalami death cross berpotensi membawa indeks melemah. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung melemah terbatas.
IHSG Naik +1.55%. IHSG naik +1.55% ke 6,176 didorong sentimen positif penguatan nilai tukar Rupiah dan menguatnya mayoritas bursa regional. Sektor consumer goods (+2.82%) membukukan kenaikan terbesar sedangkan sektor perdagangan (-1.0%) menjadi satu-satunya sektor yang terkoreksi. Saham BBCA, HMSP dan UNVR menjadi market leader sedangkan saham UNTR, BYAN dan FILM menjadi market laggard. Hari ini pasar akan menantikan hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat berada di level 6,176. Indeks tampak sedang mencoba untuk bertahan di EMA20, di mana berpeluang untuk kembali melanjutkan penguatannya menuju resistance level IDR 6,210. Long white marubozu yang terbentuk, memberikan peluang untuk menguat. Namun jika indeks berbalik melemah berpotensi menguji hingga 6,120. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuaAf cenderung menguat.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,147. Indeks berpotensi untuk mengalami konsolidasi dan bergerak melemah menguji kembali support level 6,115. MACD berada pada kecenderungan melemah, sementara munculnya bearish harami juga berpotensi membawa indeks melemah.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada tanggal 19-20 Desember, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunganya pada level 6,00%. Salah satu alasannya, menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, adalah untuk mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik, dengan mempertimbangkan proyeksi perubahan suku bunga global selama beberapa bulan ke depan. Menurutnya juga, kebijakan ini masih selaras dengan usaha pemangku kebijakan untuk menurunkan Current Account Deficit hingga ke level 2,5% pada tahun 2019 mendatang.
Indonesia Composite Bond Index pada hari Jum’at, 21 Desember 2018, ditutup naik 0,23% ke level 240,49. Adapun nilai volume transaksi SBN pada perdagangan terakhir kembali turun menjadi sebesar Rp 7,04 triliun dengan seri FR0063 menjadi seri yang paling banyak diperdagangkan dengan total volume senilai Rp 1,10 triliun.
IHSG Tertekan Indeks Global. IHSG ditutup melemah 0.58% pada perdagangan hari pertama pasca libur Natal. Tiga dari sembilan sektor IHSG berakhir melemah, dengan tekanan terbesar dari sektor aneka industri (-2.82%) dan pertanian (-2.17%). IHSG ditutup melemah seiring pelemahan bursa Asia lainnya selain Indeks Nikkei 225 Jepang yang mencatatkan rebound 0.89% setelah ditutup turun 5.01% pada perdagangan hari Natal. menyusul penurunan yang dialami bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pada malam Natal akibat serangkaian perkembangan politik AS yang meresahkan investor, termasuk penutupan layanan pemerintah federal (government shutdown).
Pergerakan IHSG ditutup turun 0.46% di level 6,147, gagal melanjutkan rebound pada penutupan hari sebelumnya. Empat dari sembilan indeks sektoral berakhir melemah, dipimpin sektor industri dasar dan kimia (-1.31%) dan keuangan (-1,12%). IHSG melemah seiring dengan pelemahan bursa global setelah bank sentral AS Federal Reserve, melalui pernyataan kebijakan moneternya, memupuskan harapan investor atas prospek kebijakan yang lebih dovish bahkan ketika tanda-tanda tersendatnya pertumbuhan ekonomi global terlihat meningkat. Meski demikian, penurunan IHSG tertahan seiring dengan keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 6%.
IHSG Melemah -0.1% Pekan Lalu. IHSG ditutup melemah -0.1% selama perdagangan pekan lalu di 6,163. Sektor consumer goods (+3.09%) mengalami kenaikan terbesar sedangkan sektor properti (-2.35%) mengalami koreksi terdalam. Pergerakan indeks pekan lalu dipicu oleh rilis data defisit perdagangan Indonesia untuk bulan November 2018 yang mencapai USD 2.05 miliar, pergerakan nilai tukar Rupiah dan kebijakan suku bunga acuan the Fed.
IHSG ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin berada di level 6,163. Indeks berpeluang untuk mengalami konsolidasi dengan bergerak menuju resistance level 6,190 hingga 6,190.Golden cross yang terjadi pada EMA 50 terhadap MA 200 memberikan peluang untuk menguat, namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji 6,135. Hari ini diperkirakan indeks fluktuatif cenderung menguat tebatas.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,127. Indeks tampak kembali melanjutkan konsolidasinya dan berpotensi menguji support level 6,095 hingga 6,080. Stochastic yang mengindikasikan terjadinya bearish crossover berpotensi membawa indeks melemah. Namun jika indeks berbalik menguat dapat menguji resistancelevel 6,160. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung melemah terbatas.
IHSG Naik +1.03%. IHSG ditutup naik +1.03% ke 6,190 dengan seluruh sektor mengalami penguatan terutama sektor properti (+2.05%) dan industri dasar (+1.37%). Kenaikan indeks didorong oleh penguatan Wall Street sehari sebelumnya dan juga aksi beli menjelang akhir tahun. Saham UNVR, BBRI dan ICBP menjadi market leader sedangkan saham BBCA, TPIA dan HMSP menjadi market laggard.
IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 6,190. Indeks tampak sedang mencoba untuk bergerak melewati resistance level 6,185, di mana berpeluang untuk berlanjut menuju level berikutnya di 6,210. Akan tetapi stochastic yang bergerak memasuki wilayah overbought berpotensi menghambat laju penguatan yang jika berbalik melemah dapat menguji 6,160. Hari ini diperkirakan indeks bergerak fluktuatif cenderung menguat terbatas.
Rupiah pada bulan ini akan cenderung datar pada kisaran Rp 14.550 - 14.700 / US Dollar, mengingat mulai redanya volatilitas global. Tingkat inflasi pun akan cenderung stabil di kisaran 3,59% pada bulan ini
Rupiah kembali melemah sebesar 2,15% ke level Rp 14.658 setelah pulihnya optimisme global yang mendorong menguatnya US Dollar. Meskipun terjadi pelemahan, secara umum, pergerakan Rupiah cenderung stabil.
Bank Indonesia (BI) menahan tingkat suku bunganya (7-DRR) pada level 6,00%, akibat adanya sinyal dovish dari The Fed, serta pertimbangan pelemahan ekonomi global pada 2019.